31 Oktober 2014

Masya Allah... Kehidupan Sesudah Kematian Ternyata Mampu Dibuktikan Oleh Para Ilmuwan


Kematian telah menjadi misteri bagi dunia medis sejak zaman dulu. Bahkan, berbagai jurnal dan penelitian medis terus berupaya mengungkap rahasia di balik sakaratul maut.

Dalam jurnal dan penelitian itu, sakaratul maut dianggap sebagai halusinasi dari orang yang akan meninggal.

Namun baru-baru ini seoang ilmuwan Jerman, Berthold Ackermann berhasil mengungkapkan pengalaman menjelang kematian itu adalah hal yang nyata, dan menjadi bukti keberadaan akhirat dan sebagai bentuk dualisme antara pikiran dan tubuh.

Sebuah tim psikolog yang dipimpin Ackermann dari Technische Universität di Berlin mengumumkan mereka telah membuktikan melalui eksperimen secara klinis, adanya beberapa bentuk kehidupan setelah kematian.

Kehidupan Setelah Kematian Dibuktikan Secara Ilmiah

Pengumuman mengejutkan ini didasarkan pada kesimpulan dari penelitian tipe baru tentang pengalaman mendekati kematian yang diawasi secara medis. Dalam penelitian menggunakan metode canggih tersebut, pasien secara klinis 'dimatikan' selama hampir 20 menit sebelum dihidupkan lagi.

Penelitian dan penemuan kontroversial ini telah diulang terhadap 944 sukarelawan selama empat tahun terakhir. Dalam proses mematikan dan menghidupkan kembali pasien untuk mencari tahu pengalaman mendekati kematian, tim membutuhkan campuran rumit obat-obatan termasuk epinefrin dan dimethyltryptamine.

Campuran obat-obatan rumit itu memungkinkan tubuh untuk bertahan saat mati dan proses penghidupan kembali tanpa merusak bagian-bagian tubuh.

Proses itu juga melibatkan alat canggih bernama AutoPulse. Alat ini sudah digunakan dalam beberapa tahun terakhir untuk menghidupkan kembali orang mati antara 40 menit hingga satu jam sebelumnya.

Tim kemudian memonitor dan menyusun testimoni dari para pasien selama sakaratul maut, mati dan hidup kembali.

Meskipun bervariasi, namun pasien memiliki memori yang hampir mirip satu sama lain ketika mereka dalam keadaan sakaratul maut, mati dan hidup kembali.

Para pasien mengatakan mereka merasa terpisah dari tubuhnya, kemudian memiliki perasaan melayang dan tenang, nyaman dan penuh kehangatan. Mereka juga merasa terputus dari dunia nyata dan melihat cahaya yang luar biasa terang.

Tim yang dipimpin Ackermann menyadari penemuan mereka ini sangat mengejutkan semua orang, termasuk beberapa dari kalangan agamis yang selama ini menggambarkan sakaratul maut. Dan kematian yang ternyata berbeda dari apa yang digambarkan para pasien.

Para relawan adalah orang-orang yang berasal dari latar belakang agama yang berbeda, mulai dari Kristen, Islam, Yahudi, Hindu dan ateis.

Kisah-kisah kematian banyak terjadi di sekitar kita. Dari mulai menipu kematian sampai bahaya tidur tengkurap berujung kematian. Ini lengkapnya.

Menipu Kematian dengan Diawetkan, Bisa?

Pada 1972, Max More melihat acara televisi anak-anak fiksi ilmiah yang disebut Time Slip --menampilkan karakter yang membeku dalam es.

Dia tidak berpikir banyak tentang manusia beku sampai bertahun-tahun kemudian, ketika ia mulai bergaul dengan teman-teman yang mengadakan pertemuan tentang masa depan. "Mereka mendapatkan majalah Cryonics dan mereka menguji seberapa futuristik-nya aku," ujar More dikutip Dream.co.id dari kantor berita BBC, Rabu 27 Agustus 2014.

More sekarang menjadi Presiden sekaligus Chief Executive Office dari Alcor, salah satu perusahaan cryonics atau pengawet manusia terbesar di dunia. More telah menjadi anggota sejak 1986 dan telah memutuskan untuk mengawetkan otaknya saja melalui prosedur neuropreservation.

"Saya pikir masa depan adalah tempat yang cukup layak untuk saya berada di sana," katanya. "Saya ingin tetap tinggal dan menikmati dan memproduksi."

Cryopreservation menjadi bagian yang paling diminati komunitas futuris. Cryopreservation menjanjikan hal yang sangat diinginkan semua manusia: Dengan dunia pengobatan terus menjadi lebih baik, mereka yang divonis mati hari ini mungkin dapat disembuhkan di masa depan.

Cryonics adalah cara untuk menjembatani kesenjangan antara obat hari ini dan obat di masa depan. "Kami melihatnya sebagai perpanjangan dari gawat darurat. Kami hanya menggantikan fungsi obat yang saat ini mungkin tidak bisa menyembuhkan pasien".

Pikirkan ini, 50 tahun yang lalu jika Anda berjalan di sepanjang jalan dan seseorang jatuh pingsan di depan Anda dan berhenti bernapas, Anda akan memeriksa mereka dan mengatakan mereka mati.

Namun saat ini kita tidak melakukan itu. Sebaliknya kita melakukan CPR dan segala upaya agar dia kembali sadar. Orang yang kita pikir sudah mati 50 tahun yang lalu sekarang kita tahu ternyata tidak.

Begitulah Cryonics. Kita hanya perlu menghentikan mereka dari semakin buruk dan membiarkan teknologi yang lebih maju di masa depan memperbaiki masalah itu.

Tentu saja, klaim cryonics masih harus diuji. Masalahnya, tidak ada yang pernah mencoba untuk menghidupkan kembali manusia ke setelah diawetkan.

Beberapa penelitian pada kasus mati suri pada binatang menunjukkan, mereka dapat mengawetkan makhluk hidup sehingga tampak seperti sudah mati dan menghidupkan mereka kembali. Tapi pembekuan tubuh selama puluhan tahun adalah hal berbeda.

Para ilmuwan telah mempelajari pengawetan sel dan jaringan dan bahkan cacing, tetapi untuk sampai mengawetkan tubuh manusia secara utuh bukan persoalan sepele.

Tapi apakah ilmu pengetahuan siap atau tidak, beberapa orang benar-benar sedang dibekukan dalam nitrogen cair dengan harapan bisa melihat hari esok.

Idealnya, Moore mengatakan, Alcor akan segera tahu jika ada anggotanya yang akan mati. Alcor menyimpan daftar tunggu anggota yang sudah tidak sehat.

Jika sudah terlihat benar-benar akan meninggal, Alcor akan mengirim tim yang disebut 'standby team'. Mereka akan menunggui orang yang kondisinya kritis itu hingga benar-benar dinyatakan meninggal secara medis dan hukum. Setelah orang tersebut dinyatakan benar-benar meninggal, proses pengawetan sudah bisa dimulai.

Banyak yang Mendaftar

Alcor mengaku ada 984 orang yang sudah mendaftar untuk dibekukan begitu mereka meninggal. Namun More mengatakan, perusahaannya tidak menjamin bahwa
proses pengawetan ini bisa sukses.

Bisa saja Alcor dan perusahaan sejenis sebenarnya hanya menyimpan mayat-mayat dalam nitrogen cair. Saat ditanya sampai berapa lama ilmu kedokteran dan pengobatan harus menunggu agar tidak ketinggalan dalam menyelamatkan pasien Alcor, More mengatakan antara 50 sampai 100 tahun.

"Tapi itu sulit dikira-kira. Kami bahkan tidak tahu teknologi pengobatan dan kedokteran apa yang akan digunakan nantinya," ujar Moore.

Bagi yang ingin bisa melihat masa depan dengan teknologi cryonics, para anggota Alcor diwajibkan membayar biaya keanggotaan US$770 per tahun (Rp 9 juta).

Tarif untuk mengawetkan otak saja, calon anggota Alcor harus membayar US$80.000 (Rp 935 juta) dan US$200.000 (Rp 2,3 miliar) untuk seluruh anggota tubuh.

sumber:
http://www.suaranews.com/2014/10/masya-allah-kehidupan-sesudah-kematian.html?utm_source=dlvr.it&utm_medium=facebook

Posting Komentar

 
Copyright © 2014 LKP MASTERSKIL